aloneMenjelang ajalNya, Yesus tidak dapat lagi mengalami kehadiran Allah. Ia berseru: “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat 27:46). Meskipun demikian, Ia tetap berpegang teguh pada kebenaran bahwa Allah menyertaiNya. Oleh karena itu, Ia berkata: “Ya Bapa, ke dalam tanganMu, Kuserahkan nyawaKu (Luk 23:46).

Kesepian salib mengantar Yesus pada kebangkitan. Ketika menjadi semakin tua, kita sering kali diundang oleh Yesus untuk mengikutiNya masuk ke dalam kesepian. Dalam kesepian itu Allah begitu dekat dengan kita, sehingga tidak dapat kita tangkap dengan hati dan budi kita. Kalau ini terjadi, marilah kita berdoa mohon rahmat agar dapat menyerahkan hidup kita kepada Allah, seperti yang dilakukan oleh Yesus.

(Henri J.M. Nouwen, Bekal Peziarahan Hidup, Kanisius, 2003)