RUMAH KASIH

Leave a comment

home of loveHampir-hampir tidak ada sehari pun dalam hidup kita yang berlaku tanpa mengalami rasa takut, cemas, marah, dan kegelisahan batin maupun lahir. Kekuatan gelap ini telah masuk ke dalam setiap bagian dunia kita sedemikian rupa sehingga kita tidak dapat sepenuhnya menghindarkan diri. Meskipun demikian, masih mungkin kita tidak menjadi milik kekuatan-kekuatan itu, tidak membangun tempat tinggal di tengah-tengahnya, tetapi memilih rumah kasih sebagai rumah kita.(Henri Nouwen, Jesus A Gospel, Kanisius, hal 82)

MARIA dari MAGDALA

Leave a comment

maria dari magdala

Betapa membahagiakan ketika kita merasa sepenuhnya dimengerti dan sepenuhnya dicintai! Inilah kegembiraan ketika kita menjadi milik Allah melalui Yesus. Dalam kegembiraan seperti itu kita sepenuhnya aman dan sepenuhnya merdeka.

Ketika Yesus memanggil Maria dengan namanya, Ia melakukan sesuatu yang jauh lebih daripada sekedar mengucapkan kata yang dengannya setiap orang mengenal dia karena namanya adalah cermin seluruh pribadinya. Yesus mengenal Maria dari Magdala. Ia mengenal sejarah hidupnya: dosa-dosa dan keutamaannya, ketakutan dan kasihnya, kecemasan dan harapannya. Ia mengenal setiap bagian dari hatinya. Tidak ada sesuatu pun dalam dirinya yang tersembunyi bagi Dia. Bahkan Ia mengenal dia lebih dalam dan lebih utuh daripada dia sendiri mengenal dirinya. Oleh karena itu, ketika Ia mengucapkan namanya, Ia menghadirkan peristiwa yang amat bermakna. Tiba-tiba Maria sadar bahwa Dia yang mengenal dirinya adalah Dia yang sungguh-sungguh mencintai dirinya. More

KEKUASAAN ROHANI

Leave a comment

Yesus yang berkata kepada BapaNya, “Janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki,” (Mat. 26:39) telah diberi segala kuasa di surga dan di bumi (Mat. 28:18).

Yesus yang berkata kepada BapaNya, “Janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki,” (Mat. 26:39) telah diberi segala kuasa di surga dan di bumi (Mat. 28:18).

Yesus berbicara dengan wibawa yang besar, tetapi seluruh hidupnya adalah ketaatan utuh kepada BapaNya. Yesus yang berkata kepada BapaNya, “Janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki,” (Mat. 26:39) telah diberi segala kuasa di surga dan di bumi (Mat. 28:18). Marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri: Apakah kita menghayati kekuasaan kita dalam ketaatan dan ketaatan kita dengan kekuasaan? Kita biasanya memandang orang yang mempunyai kekuasaan besar sebagai yang lebih tinggi, jauh, sulit didekati. Namun kekuasaan rohani berasal dari bela rasa dan muncul dari kesetiakawanan batin yang dalam dengan mereka yang “ditundukkan” kepada kekuasaan. Dia yang sepenuhnya sama dengan kita, yang secara mendalam memahami kegembiraan dan kesusahan kita, harapan dan dambaan hati kita, dan yang rela dan dapat berjalan bersama kita, Dialah yang dengan senang hati kita beri kekuasaan dan kita siap sedia menjadi orang-orang yang tunduk kepadaNya. (Henri Nouwen, Jesus A Gospel, Kanisius, 2012, hal. 112-113)

MELAKSANAKAN KASIH

Leave a comment

tindakan kasih

Kita dipanggil untuk menampakkan kasih Allah secara nyata, tanpa batas, tanpa syarat.

Sering kali kita berbicara mengenai kasih dan menganggap kasih itu seolah-olah perasaan. Tetapi kalau kita menunggu datangnya rasa kasih sebelum melaksanakan kasih, mungkin kita tidak akan pernah belajar mengasihi dengan baik. Rasa kasih memang indah dan menghangatkan, tetapi kasih tidak dapat kita landaskan pada perasaan. Mengasihi berarti berpikir, berbicara, dan bertindak atas dasar pengertian rohani bahwa kita dikasihi oleh Allah dengan kasih yang tanpa batas dan dipanggil untuk menampakkan kasih itu dalam dunia ini.

Keyakinan bahwa kita dikasihi dengan kasih yang tanpa syarat tidak dapat kita peroleh dari buku, kuliah, program televisi, atau lokakarya. Keyakinan itu kita peroleh dari orang yang memberikan kesaksian mengenai kasih Allah bagi kita, dengan kata dan perbuatan mereka. Orang-orang seperti ini dapat saja berasal dari lingkungan dekat kita, tetapi mungkin juga hidup jauh dari kita dan bahkan sudah lama menghadap Tuhan. Kesaksian mereka mewartakan kebenaran kasih Allah dan mengundang kita untuk hidup sesuai dengan kebenaran kasih itu.

Pada umumnya, kita tahu apa artinya melaksanakan kasih. Kalau kita melaksanakan kasih, kita akan melihat bahwa perasaan kita akan tumbuh menyusul tindakan kita, juga seandainya orang lain tidak mampu menanggapi kita dengan kasih.

(Henri J.M. Nouwen, Bekal Peziarahan Hidup, Kanisius, 2003)

KESEPIAN YESUS

Leave a comment

aloneMenjelang ajalNya, Yesus tidak dapat lagi mengalami kehadiran Allah. Ia berseru: “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat 27:46). Meskipun demikian, Ia tetap berpegang teguh pada kebenaran bahwa Allah menyertaiNya. Oleh karena itu, Ia berkata: “Ya Bapa, ke dalam tanganMu, Kuserahkan nyawaKu (Luk 23:46).

Kesepian salib mengantar Yesus pada kebangkitan. Ketika menjadi semakin tua, kita sering kali diundang oleh Yesus untuk mengikutiNya masuk ke dalam kesepian. Dalam kesepian itu Allah begitu dekat dengan kita, sehingga tidak dapat kita tangkap dengan hati dan budi kita. Kalau ini terjadi, marilah kita berdoa mohon rahmat agar dapat menyerahkan hidup kita kepada Allah, seperti yang dilakukan oleh Yesus.

(Henri J.M. Nouwen, Bekal Peziarahan Hidup, Kanisius, 2003)

Older Entries