Tetaplah tinggal di kapal kehidupan yang dianugerahkan Allah kepadamu dan biarkan badai datang menghampirimu. Engkau tidak akan celaka. Kau mungkin melihat Yesus tampak sedang tertidur, biarkan demikian adanya. Tidakkah engkau tahu walaupun Ia tertidur, hatiNya tetap waspada menjagaimu? Biarkan Ia tidur karena pada saat yang tepat Ia akan bangun untuk menenangkan hatimu.
Kitab Suci mengatakan pada kita ketika Santo Petrus ketakutan dan gemetar karena badai di laut, ia berteriak, “Tuhan, selamatkan aku!” dan Tuhan kita, sambil meraih tangannya menjawab, “O…..manusia kurang beriman, mengapa engkau ragu-ragu?”
Anakku terkasih, pelajarilah perilaku sang rasul kudus ini, ia berjalan dengan kaki kering di atas air, badai dan angin tidak menenggelamkannya. Tetapi, ketakutan akan badai dan angin membuatnya kecil hati dan putus asa. Ketakutan lebih jahat daripada kejahatan itu sendiri.
O….. anakku yang kurang beriman, apa yang engkau khawatirkan? Bukankah Ia sedang menjagaimu? Engkau sedang berjalan di tengah lautan kehidupan, badai dan angin menghadangmu di sana. Tidak cukupkah kehadiran Yesus bersamamu di sana? Apalagi yang engkau khawatirkan? Namun jika engkau tiba-tiba merasa gentar berserulah kuat-kuat, “Tuhan, selamatkanlah aku!” Ia pasti akan merentangkan tanganNya kepadamu. Berpeganglah erat-erat padanya dan dengan gembira berjalanlah di lautan kehidupan yang penuh badai. (Padre Pio, In My Own Words, Kanisius, 2006, hal. 79)