PERBUATAN KASIH

Leave a comment

Satu perbuatan kasih yang dilakukan manusia, satu tindakan belas kasih sangat berharga di mata Allah karena Ia tidak dapat membayarnya bahkan dengan hadiah terbesar dari seluruh ciptaaan sekalipun! Kasih adalah cahaya Allah dalam jiwa manusia, kasih adalah intisari Allah yang mewujud dalam Roh Kudus. Pada Allah kita berutang seluruh kasih kita yang seharusnya tak terbatas seperti kasihNya. Tetapi, ini tidak mungkin karena Allah sendiri tidak terbatas. Setidaknya kita harus mempersembahkan seluruh keberadaan kita demi cinta kasih, demi belas kasih. Perbuatan kita hendaknya dilakukan sedemikian rupa sehingga Allah berkenan mengatakan pada kita, “Ketika Aku lapar, engkau memberiKu makan. Ketika Aku menderita, engkau merawat dan menghiburKu.”

Supaya dapat melaksanakan cita-cita Allah tersebut, kita harus bisa melupakan diri sendiri. Dengan meningkatnya keegoisan diri, kita harus semakin menundukkan diri pada penderitaan dan kesengsaraan sesama kita. Kita harus mengubah penderitaan dan kesakitan mereka menjadi milik kita supaya memahami bagaimana menderita bersama-sama dengan sesama kita demi kasih Allah. Kita harus tahu bagaimana menanamkan harapan ke dalam hati mereka dan mengembalikan senyum yang hilang di bibir mereka, setelah menaruh kembali secercah cahaya ke dalam jiwa mereka. Dengan demikian, kita dapat mempersembahkan doa yang terindah dan termulia ke hadapanNya karena doa kita tumbuh dari pengorbanan. Doa ini merupakan intisari kasih, pemberian tulus dari seluruh diri kita, jiwa dan raga kita. (Padre Pio, In My Own Words, Kanisius,2006, hal. 55)

PONDASI DUNIA

Leave a comment

Cinta hanya nyata saat orang bisa mengorbankan diri bagi orang lain. Hanya ketika seseorang melupakan dirinya demi kepentingan orang lain, dan hidup demi mahluk lain, hanya jenis cinta seperti inilah yang bisa disebut cinta sejati, dan hanya dalam cinta ini kita melihat  anugerah serta hadiah kehidupan. Inilah pondasi dunia. (Kalender Kata-kata Bijak, Leo Tolstoy, Gramedia, Hal. 34)

DEPRESI

Leave a comment

Depresi adalah keadaan jiwa saat kau tidak bisa melihat hal yang masuk akal dalam kehidupanmu sendiri atau kehidupan di dunia. Keadaan ini tak hanya menyakitkan bagi orang di sekitarmu, tapi juga bisa mempengaruhi mereka, dan orang-orang yang benar-benar baik menghadapi hal yang tidak menyenangkan ini saat sedang sendirian. Saat memiliki jiwa buruk atau suasana hati yang buruk, atau merasa tersinggung, kau harus sendirian.

Saat segala sesuatu yang kau lihat muncul dalam bayangan yang gelap dan muram, serta terasa mengancam, dan kau hanya ingin memberitahu orang hal-hal yang tidak menyenangkan serta buruk, jangan mempercayai persepsimu. Perlakukan dirimu seolah sedang mabuk. Jangan ambil tindakan atau langkah sebelum keadaan ini menghilang.

Kau tak pernah boleh merasa depresi.

Orang harus selalu merasa bahagia; kalau ia tidak bahagia, artinya ia bersalah.

Oh Tuhan, bantu aku untuk selalu bahagia dan bersukacita mengikuti serta memenuhi keinginanMu.

Baik penderitaan fisik maupun periode depresi adalah bagian dari kehidupanmu di dunia, dan kita harus menunggu dengan sabar sampai semua itu berakhir, atau kehidupan kita berakhir. (Kalender Kata-kata Bijak, Leo Tolstoy, Gramedia, Hal. 181)

MEMILIH dan MELANGKAH untuk MENGASIHI

Leave a comment

Bagaimana orang dapat percaya akan adanya kasih ilahi yang tanpa syarat, kalau seluruh pengalamannya mengatakan yang sebaliknya, kalau sepanjang hidupnya ia mengalami rasa takut, benci, kekerasan, dan pelecehan?

Orang-orang seperti itu tidak ditakdirkan menjadi kurban! Dalam diri orang-orang seperti itu tetap ada kemungkinan untuk memilih kasih, meskipun kesempatan itu tersembunyi. Banyak orang yang mempunyai pengalaman ditolak, yang mengalami penyiksaan yang mengerikan, ternyata mampu memilih kasih. Dengan memilih kasih, mereka menjadi saksi bukan hanya mengenai ketabahan hati seorang insan, tetapi juga mengenai kasih ilahi yang mengatasi segala macam kasih manusia. Orang-orang yang memilih kasih di tengah-tengah kebencian dan ketakutan, meskipun hanya dalam skala kecil, adalah orang-orang yang mewartakan harapan yang sejati kepada dunia kita.

Lalu, bagaimana kita dapat memilih kasih, kalau pengalaman kita mengenai kasih itu kecil saja? Kita memilih kasih dengan mengambil langkah-langkah kecil kasih, setiap ada kesempatan yang tersedia. Suatu senyuman, jabat tangan, sepatah kata yang meneguhkan, sepucuk surat, rangkulan, salam yang tulus, dukungan, perhatian, kunjungan, hadiah – ini semua adalah langkah-langkah kasih yang kecil.

Setiap langkah dapat diumpamakan dengan nyala lilin di waktu malam. Nyala itu tidak meniadakan kegelapan, tetapi menuntun kita berjalan di tengah-tengah kegelapan. Kalau sesudah mengayunkan langkah-langkah kecil kita menoleh ke belakang, kita akan sadar bahwa kita sudah berjalan jauh dan perjalanan itu indah. (Henri J.M. Nouwen, Bekal Peziarahan Hidup, Kanisius, 2003)